Hi-Tech Articles, Friendster, Movies, Gadget

April 17, 2008

Teknologi Robot Jepang

Ketergantungan manusia pada robot semakin besar. Terutama di Jepang, nyaris semua aspek kehidupan dibantu robot. Pada 11 April 2008, di Tokyo diadakan pameran robotik bertajuk TEPIA. Ekshibisi itu memamerkan robot aplikatif untuk pembangunan, kesehatan, hingga sekadar kesenangan.

Salah satunya adalah G-Dog. Robot berbentuk anjing itu dikembangkan perusahaan pembuat mainan mobil radio control bernama HPI. G-Dog dijual sebagai produk rakitan, yang bisa dirakit sendiri oleh pembeli.Ukuran G-Dog setelah dirakit tidak terlalu besar, hanya 37,5 X 13,5 X 19 mm. Kerangka robot itu terbuat dari plastik, sedangkan bagian kaki dari aluminium. Untuk mengendalikan robot, digunakan remote control. Tertarik membeli G-Dog? Tunggu hingga Juli. Satu unit robot artifisial itu dijual USD 800 (sekitar Rp 8 juta).

Teknologi lain adalah My Spoon. Perangkat tersebut dikembangkan sebagai asisten penderita cacat saraf dan manula yang kehilangan fungsi anggota gerak. Konsep dasar My Spoon adalah alat untuk membantu pengguna menyuapkan makanan atau obat. My Spoon berdimensi 28 x 27 x 25 cm dengan berat 6 kg. Pada bagian ujung perangkat, terdapat dua alat yang fungsinya mirip sendok dan garpu. Perangkat itu mampu menyuapkan makanan. Namun, agar pemakaian lebih nyaman, makanan padat hendaknya dipotong-potong sesuai porsi suapan pengguna.My Spoon dapat diatur dalam tiga mode pemakaian. Yakni, manual, semiotomatis, dan otomatis. Untuk pemakaian manual dan semiotomatis, gerakan My Spoon dikendalikan pengguna dengan joystik. Pada mode otomatis, gerakan diatur mesin.Saat ini, My Spoon sudah dipasarkan di Jepang dan Eropa. Secom Co., pengembang perangkat tersebut, menjualnya seharga USD 4 ribu (setara Rp 40 juta) tiap unit.

Teknologi terapan lainnya adalah Okao Catch. Software itu mampu menganalisis persentase lebar senyum seseorang. Ia dikembangkan perusahaan kesehatan, Omron Corp. Teknologi tersebut mampu menganalisis bentuk bibir, gerakan mata, dan beberapa karakteristik wajah lain untuk menentukan seberapa lebar senyum seseorang. Okao Catch memerlukan rekaman video yang menunjukkan proses ketika seseorang tersenyum. Kemudian, dia akan menganalisis ciri-ciri yang ditunjukkan wajah orang tersebut dan mencocokkannya dengan data yang diambil dari jutaan sampel.Setelah itu, lebar senyuman ditunjukkan dalam bentuk persentase yang ditampilkan di layar. Persentase tersebut akan berkedip-kedip dan berubah-ubah sesuai perubahan ekspresi pengguna.

Melihat artikel diatas coba kita bayangkan masa depan kita dengan robot-robot akankah tambah ringan atau timbul persoalan baru?. Bagaimana jika anjing robot kita rusak? Atau Misal penerimaan sekolah atau pekerjaan ditest dari senyumnya, bagaimanakah nasib orang yang tidak bisa tersenyum? maka dari itu mulailah belajar tersenyum yang sehat dari sekarang :-)

No comments: