Hi-Tech Articles, Friendster, Movies, Gadget

April 17, 2008

What Is Web 2.0 ? ( apa itu WEB 2.0 ?)

Kita mengenal adanya web statis dan dinamis. Web statis adalah versi html saja dimana user tidak dapat berinteraksi di web tersebut. Web dinamis adalah versi database (ASP, PHP) dimana user dapat berinteraksi didalam web tersebut. Web dinamis yang sekarang mempunyai istilah kerennya yaitu web2.0

Pengertian sederhana Web2.0 adalah: user bisa berbuat apa saja di browser tanpa (pertama) harus memiliki keahlian seorang desainer web dan programmer web, dan (kedua) melakukan aktivitas online, bukan sekadar membaca.

Dari berbagai info, definisi Web2.0 sebenarnya masih belum baku. Sudah terlalu banyak diskusi untuk mendefinisikan mahluk ini. Ada versi programmer, versi marketer, dan versi lain. Kalau Anda tanya programmer apa itu Web2.0, mereka bicara panjang lebar dan kemudian merujuk pada Ajax dan Web Services. Bagi marketer, web2.0 hanyalah sebuah buzzword dari makin beragamnya user experience. Bagi mereka yang anti-Microsoft, itu bermakna mengganti desktop sebagai computing platform.

Secara konsep dan teknis, jika ingin lebih ditil mengenai Web2.0, silahkan baca di O’Reilly. O’Reilly Media, yang berkolaborasi dengan MediaLive International, memperkenalkan istilah itu untuk generasi kedua servis berbasis Internet seperti situs jaringan sosial (seperti Friendster), Wikis, communications Tools dan folskonomies.

Menurut Ouriel mendefinisikan Web2.0 . “Web2.0= Web1.0 + Web1.0. Kesimpulannya jika Web1.0 adalah mengenai diri kita sendiri, maka Web2.0 adalah mengenai saling interaksi antara diri kita sendiri dan orang lain.

Menurut Majalah Information Week memberi definisi yang mengena. "Web 2.0 is all the Web sites out there that get their value from the actions of users". Aksi user yang seperti apa? Ini contohnya:- Wikipedia, ensiklopedia yang ditulis dan diedit oleh users.- Technocrati — mesin pencari blog yang meranking blog berdasarkan seberapa banyak link sebuah blog ke blog lain.- Flickr — situs di mana user bisa mengirim dan membagi gambar
.
Jadi kuncinya adalah keterlibatan user. Karena itu, Steve Rubel lebih luas lagi mendefinisikan Web2.0. Menurut dia, banyak media tradisional yang telah memenuhi syarat Web2.0. Mereka memberikan value yang sama melalui komentar dan trackbacks di blog. Bahkan lebih jauh lagi ia mengatakan, semangat Web2.0 sudah diterapkan oleh banyak website teknologi yang menyediakan forum selama bertahun-tahun lalu.

Bahwa semua itu bisa terjadi jika user terbodoh bisa melakukan aksi di Internet, bukan hanya membaca halaman-halaman web. Aksi user hanya bisa terjadi jika semuanya mudah. Mau komentar mudah. Mau bikin blog mudah. Mau jadi member dan menambah teman di Friendster mudah. Anda tidak perlu ngerti programming atau web desin untuk melakukan itu semua. Anda bisa berbuat sesuatu di Internet, beraksi, meski Anda tak memikiki pemahaman teknis. Jika Web1.0 adalah dunianya web programmer dan web designer, maka Web2.0 adalah dunianya user. Karena itulah, user bisa membuat content, yang menghasilkan istilah user generated content. Dari cara berpikir itulah maka muncul statemen saya, pengertian sederhana Web2.0 adalah seperti di atas.
Bagaimana menurut Anda?

sumber saduran dari: http://www.virtual.co.id/blog/terminologi/apa-itu-web20/

Teknologi Robot Jepang

Ketergantungan manusia pada robot semakin besar. Terutama di Jepang, nyaris semua aspek kehidupan dibantu robot. Pada 11 April 2008, di Tokyo diadakan pameran robotik bertajuk TEPIA. Ekshibisi itu memamerkan robot aplikatif untuk pembangunan, kesehatan, hingga sekadar kesenangan.

Salah satunya adalah G-Dog. Robot berbentuk anjing itu dikembangkan perusahaan pembuat mainan mobil radio control bernama HPI. G-Dog dijual sebagai produk rakitan, yang bisa dirakit sendiri oleh pembeli.Ukuran G-Dog setelah dirakit tidak terlalu besar, hanya 37,5 X 13,5 X 19 mm. Kerangka robot itu terbuat dari plastik, sedangkan bagian kaki dari aluminium. Untuk mengendalikan robot, digunakan remote control. Tertarik membeli G-Dog? Tunggu hingga Juli. Satu unit robot artifisial itu dijual USD 800 (sekitar Rp 8 juta).

Teknologi lain adalah My Spoon. Perangkat tersebut dikembangkan sebagai asisten penderita cacat saraf dan manula yang kehilangan fungsi anggota gerak. Konsep dasar My Spoon adalah alat untuk membantu pengguna menyuapkan makanan atau obat. My Spoon berdimensi 28 x 27 x 25 cm dengan berat 6 kg. Pada bagian ujung perangkat, terdapat dua alat yang fungsinya mirip sendok dan garpu. Perangkat itu mampu menyuapkan makanan. Namun, agar pemakaian lebih nyaman, makanan padat hendaknya dipotong-potong sesuai porsi suapan pengguna.My Spoon dapat diatur dalam tiga mode pemakaian. Yakni, manual, semiotomatis, dan otomatis. Untuk pemakaian manual dan semiotomatis, gerakan My Spoon dikendalikan pengguna dengan joystik. Pada mode otomatis, gerakan diatur mesin.Saat ini, My Spoon sudah dipasarkan di Jepang dan Eropa. Secom Co., pengembang perangkat tersebut, menjualnya seharga USD 4 ribu (setara Rp 40 juta) tiap unit.

Teknologi terapan lainnya adalah Okao Catch. Software itu mampu menganalisis persentase lebar senyum seseorang. Ia dikembangkan perusahaan kesehatan, Omron Corp. Teknologi tersebut mampu menganalisis bentuk bibir, gerakan mata, dan beberapa karakteristik wajah lain untuk menentukan seberapa lebar senyum seseorang. Okao Catch memerlukan rekaman video yang menunjukkan proses ketika seseorang tersenyum. Kemudian, dia akan menganalisis ciri-ciri yang ditunjukkan wajah orang tersebut dan mencocokkannya dengan data yang diambil dari jutaan sampel.Setelah itu, lebar senyuman ditunjukkan dalam bentuk persentase yang ditampilkan di layar. Persentase tersebut akan berkedip-kedip dan berubah-ubah sesuai perubahan ekspresi pengguna.

Melihat artikel diatas coba kita bayangkan masa depan kita dengan robot-robot akankah tambah ringan atau timbul persoalan baru?. Bagaimana jika anjing robot kita rusak? Atau Misal penerimaan sekolah atau pekerjaan ditest dari senyumnya, bagaimanakah nasib orang yang tidak bisa tersenyum? maka dari itu mulailah belajar tersenyum yang sehat dari sekarang :-)

5 jenis User Friendster

Account di situs social network seperti Friendster, Myspace, dan Facebook kini digunakan user untuk berbagai macam keperluan. Mulai sekadar nampang hingga berbisnis. Ofcom, lembaga independen untuk di bidang komunikasi, meneliti perilaku tersebut. Lembaga asal Inggris itu membagi para social networker ke dalam lima golongan.

  1. Golongan pertama disebut Alpha Socializers. Mereka menggunakan situs itu untuk flirting, bertemu orang-orang baru, dan hiburan.

  2. Kelompok kedua disebut Attention Seekers. Kelompok tersebut biasanya kecanduan komentar pengguna lain. Ciri-cirinya, sering mem-posting foto dan meng costumize tampilan social network mereka.

  3. Ketiga, disebut Followers. Kelompok itu hanya mencari tahu apa yang terjadi pada teman-teman mereka.

  4. Yang keempat merupakan golongan Faithfuls. Yaitu, pengguna yang selalu keep in touch dengan teman-teman lama. Misalnya, sesama user dari sekolah atau universitas sama.

  5. Golongan terakhir disebut Functionals. Yakni, pengguna yang tidak bertujuan utama mencari teman. Misalnya, berdagang. Nah, masuk dalam golongan social networker yang manakah kamu?

Sebagai golongan apapun hendaknya dapat memanfaatkan situs-situs social network tersebut dengan sebaik-baiknya secara positip. Dilihat dari golongannya, tergantung juga pada tingkat usia dan pekerjaan mereka.